Minggu, 01 Mei 2011

Melirik Perintis Florist: Dari Education Farm hingga Rental Tanaman Hias

Oleh Wahyu Chandra
Menanam dan merawat tanaman hias membutuhkan seni dan keahlian tersendiri, suatu hal yang tidak semua orang tahu tanpa melalui pembelajaran langsung. Dalam hal ini diperlukan suatu institusi tersendiri yang bisa menjadi tempat orang belajar dan bertanya akan bagaimana menanam dan merawat tanaman hias dengan baik tersebut.
 Hal inilah yang kemudian mendorong Perintis Florist membangun Education Farm, yang beralamat di jalan Perintis Kemerdekaan IV, Makassar, sebuah kebun pembibitan dan pendidikan dengan fokus pada tanaman-tanaman hias pada tahun 2005 lalu.
Menurut, Suryani, salah seorang pengelola tempat ini, awalnya kebun tersebut dibangun hanya semata sebagai tempat pembibitan berbagai jenis tanaman hias. Karena letaknya yang strategis dan cukup luas maka kemudian diujicobakan untuk dijadikan sebagai Education Farm.
Di awal dijadikannya sebagai Education Farm, ternyata antusias masyarakat cukup besar, khususnya dari sekolah-sekolah dasar dan TK yang ingin membekali muridnya dengan pelajaran bertani.
“Cukup banyak sekolah yang datang berkunjung, khususnya dari TK dan SD, dan biasanya mereka berjumlah di atas 40-an orang,” jelas Suryani.

Biaya yang harus dikeluarkan pengunjung awalnya dipatok Rp 10 ribu/orang. Kini nilainya dinaikkan menjadi Rp 15 ribu/orang.
Pengunjung biasanya diberi materi tentang bagaimana bercocok tanaman yang baik dengan teori dan praktek. “Para murid biasanya langsung diajari secara praktek bagaimana bertanam dengan baik. Hasil prakteknya kemudian bisa dibawa pulang. Selain itu kami juga melakukan suatu game atau permainan tanya jawab dimana pemenangnya diberi hadiah,” jelas Suryani, yang juga berprofesi sebagai penyuluh Tenaga Harian Lepas/Tenaga Bantu Pertanian (THL/TB) di Dinas Tanaman Pangan Makassar. Hal itu dilakukan agar para murid tersebut tidak mudah melupakan apa yang sudah diajarkan.
Materi biasanya disesuaikan dengan tingkat pendidikan anak yang berkunjung dan hal-hal apa yang ingin diketahui. Sedangkan untuk hari kunjungan tergantung kesepakatan dengan pengunjung, namun biasanya di hari jumat dan sabtu. Waktu kunjungan selama 2 jam. “Paling banyak datang biasanya di hari jumat pagi, setelah mereka melakukan kerja bakti di sekolahnya.”
Mengenai jumlah kunjungan perbulannya, Suriani mengakui selama ini masih belum terlalu intens, sebanyak 1 – 2 kali kunjungan dalam sebulan. “Hanya saja dalam beberapa bulan ke depan akan lebih intens karena sudah banyak sekolah yang mendaftarkan diri,” ungkapnya. Suriani mengakui upaya sosialisasi Education Farm yang dikelolanya baru intens dilakukan beberapa bulan terakhir.
Selain menjalankan bisnis Education Farm, Perintis Florist juga menjual tanaman-tanaman hias mereka di berbagai tempat. Selain di kebun, Perintis Florist juga memiliki stand di Mtos Tamalanrea, dan di Pasar Tani Pantai Losari, dan aktif mengikuti pameran-pameran di berbagai daerah. “Pada tahun 2010 kami ikut pameran yang di lakukan di Batam,” ungkap Suriani.
Omzet penjualan tanaman hias ini menurut Suriani akan sangat tergantung pada kondisi yang ada, berkisar Rp 300 ribu – Rp 1 juta/hari. “Kalau musim libur biasanya akan banyak pembeli,” tandasnya.
Jenis bunga yang dibiakkan dan diperjualbelikan antara lain berbagai jenis anggrek species Sulsel, aglonema, antrium, dan berbagai jenis tanaman hias lainnya.
Kendala yang dihadapi dalam bisnis tanaman hias ini, menurut Suriani, lebih banyak pada masalah pemeliharaan. Suriani mencontohkan stand yang dimilikinya di mall Mtos yang terlindung dari cahaya matahari. “Kalau dalam seminggu bunga-bunganya tak disinari cahaya matahari, biasanya bunganya layu dan mati,” katanya. Meskipun Suriani juga mengakui bisnis tanaman hias ini sangat menguntungkan karena pengembalian modal bisa mencapai 100%.
Untuk ke depannya Perintis Florist sedang melirik bisnis rental bunga di kantor-kantor dan hotel-hotel. Prosfek untuk bisnis rental bunga ini dinilai Suriani cukup menjanjikan karena adanya aturan agar hotel-hotel tidak lagi menggunakan bunga-bunga plastik sebagai aksesoris ruangan mereka. Hanya saja Suriani mengakui masih terkendala dengan jumlah sumber daya manusia dan modal.
“Untuk rental bunga ini, kita membutuhkan tenaga terampil yang bisa mengontrol dan mengurusi tanaman tersebut tiap minggunya. Untuk saat ini kami baru bisa menangani beberapa kantor saja,” ujarnya. Personel Perintis Florist ini adalah sebanyak 4 orang, tiga orang di antaranya adalah tenaga penyuluh THL/TB Makassar, sedang seorang lagi adalah staf pengajar di Politani Pangkep.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar