Makassar – Pernyataan Walikota terpilih Makassar untuk periode 2013-2018, Mohammad Ramadhan Pomanto atau Dany Pomanto (DP), terkait reklamasi pada saat seminar nasional terkait reklamasi pantai kawasan Center Point of Indonesia (CPI) di Hotel Clarion,Makassar, Kamis (12/12/2013) mengundang kritikan sejumlah aktivis lingkungan di Makassar.
Di depan ratusan
mahasiswa, Dani Pomanto menyatakan kebijakan Walikota Makassar dalam melakukan
reklamasi pantai Losari selama ini sudah tepat.
Menurutnya,
jika reklamasi itu tidak dilakukan air laut bisa merembes ke kawasan Jalan Jenderal
Sudirman, kawasan dimana Rumah Jabatan Gubernur
Sulsel berada.
“Seandainya
sejak awal Pak Ilham (Walikota Makassar) tidak berkeras melakukan reklamasi,
maka kemungkinan air laut sudah mendekat kawasan Jalan Jenderal Sudirman. Ini artinya
reklamasi memiliki peran penting dalam menahan abrasi,” ungkap DP, sebagaimana
dikutip dari Tribun Timur, Sabtu
(14/12/2013).
DP juga
menuduh mencuatnya isu reklamasi sekarang ini sarat dengan kepentingan politik.
“Terkadang orang terjebak dalam prasangka dan akhirnya melawan logika
sebenarnya,” katanya.
Aktivis kelautan
Kamaruddin Azis menilai adanya kesalahan logika dari pernyataan DP tersebut. “loncat-loncat
logikanya. Reklamasi Losari yang kapan? Yang bangun tanggul tahun 1970-an? Ataukah
yang 5 tahun terakhir? Perlu diluruskan ini,” ungkapnya.
Menurut Kamaruddin,
jika pernyataan DP itu benar maka sejak belasan tahun silam Makassar sudah
terendam, karena pada saat itu belum ada reklamasi,” tambahnya.
Menurut Kamaruddin,
logika DP sulit diterima karena kenaikan air di Losari sebenarnya tak sampai 1
cm per 10 tahun. Dia menilai apa yang dinyatakan DP hanya pembenaran atas
proyek reklamasi yang dilakukan selama ini.
“Dia tidak tahu
kalau kenaikan air laut itu tak sampai 1 cm tiap 10 tahun. Dia harus baca
dokumen IPCC tentang Sea Level Rice dan isu kerentanan pantai Makassar,”
ungkapnya.
Aktivis dari
Fosil, Anwar Lasappa, juga turut mengkritik pernyataan DP itu. “Mesti
dipertanyakan konsep dan teori yang digunakan,” katanya.
Jesi Asry
dari FMI Sulsel juga merasa ada yang janggal dengan penyataan DP itu. “Pemikiran
awam saya, bukannya reklamasi yang bikin air laut naik ke darat? Yaitu jika
terjadi penimbunan laut. Mungkin terbalik logika berpikirnya,” ungkapnya.
Isu reklamasi
di Makassar kini sedang mencuat menyusul adanya kasus penetapan tersangka Hj
Najmiah dan PT GMTD melakukan penimbunan pantai secara illegal. Hanya berselang
sehari kemudian status tersangka ini berubah menjadi hanya sebagai saksi
terlapor.
Dari hasil
penelusuran media diketahui bahwa bukan hanya kedua orang itu yang kini menjadi
incara pihak kepolisian. Sejumlah kasus lainnya sedang dalam tahap
penyelidikan, termasuk di antaranya kasus yang melibatkan Dany Pomanto.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar