Dalam hal pengelolaan wisata mungkin kita harus belajar banyak dari Malaysia. Negeri
Jiran ini cukup serius dalam mengelola sektor pariwisata, hingga apa
pun bisa dikemas sebagai produk wisata yang menakjubkan bagi para
pelancong. Dari yang berbau modern, seperti gedung kembar, menara
malaysia, istana baru raja, kawasan perjudian tanah genting, hingga
wisata alam dan budaya. Salah satu yang cukup menarik dikunjungi adalah
kawasan Batu Caves.
Batu Caves sendiri adalah kawasan bukit kapur dengan sejumlah gua dan kuil gua di dalamnya, yang berada di distrik Gombak, berjarak sekitar 13 kilometer sebelah utara dari Kuala Lumpur, ibu kota Malaysia. Batu Caves juga merujuk pada nama tempat dimana kawasan itu berada.
Memasuki kawasan ini kita disambut
patung raksasa Murugan, salah satu dari Dewa dalam kepercayaan agama
Hindu. Tingginya yang mencapai 42,7 m membuatnya sebagai patung Murugan
tertinggi di dunia. Patung yang diresmikan pada tahun 2006 ini berbiaya
sekitar 1,3 juta ringgit atau sekitar Rp 4,7 miliar, yang bahannya
terdiri atas 1.550 meter kubik beton, 250 ton baja batang dan 300 liter cat emas, yang khusus didatangkan dari Thailand.
Sedikitnya ada tiga gua besar di tempat
ini, yang hanya bisa dilihat setelah kita melalui 272 anak tangga.
Konon, sebelum tangga ini dibangun, warga Hindu yang ingin mencapai gua
itu untuk ritual keagamaan harus mencapainya dengan cara memanjat. Konon
juga, Gua di Batu Caves ini adalah salah satu kuil Hindu di luar India yang paling populer, yang didedikasikan untuk Dewa Murugan. Salah satu gua terbesar, yang berada di ketinggian 100 m adalah Gua Cathedral atau Gua Kuil.
Ada juga Gua Ramayana, yang terletak di
sebelah kiri, menghadap ke dinding bukit. Dalam perjalanan menuju Gua
ini ada terdapat patung Hanoman setinggi 15 m. Upacara pentahbisan kuil
di Gua Ramayana ini sendiri diadakan pada bulan November 2001 silam.
Kawasan ini juga dijejali oleh puluhan
toko-toko suvenir dan kelengkapan-kelengkapan ibadah, seperti bunga,
dupa, dsb. Pengunjung bisa bercengkrama dengan ratusan burung merpati
yang bertebaran di kawasan itu, sambil memberikan mereka makanan yang
bisa dibeli di tempat itu.
Sebagai kuil Hindu terbesar di luar
India, maka tak heran jika kawasan Batu Caves ini menjadi salah satu
tujuan wisata ziarah masyarakat Hindu dari berbagai penjuru dunia.
Jutaan orang dari berbagai penjuru dunia berkunjung ke tempat ini dalam
setahunnya.
Batu Caves sendiri diperkenalkan sebagai tempat ibadah pertama kali dilakukan oleh K. Thamboosamy Pillai, seorang pedagang India. Sebagai dedikasinyab pada Dewa Murugan. Pada tahun 1890, Pillai, yang juga mendirikan Kuil Sri Mahamariamman, membangun arca Sri Subramania Swamy, yang sekarang dikenal sebagai Kuil Gua.
Pada saat saya berkunjung ke tempat ini,
setahun silam, sedang berlangsung upacara kelahiran. Setelah menjalani
ritual di sebuah kuil di bagian bawah bukit, si anak ini kemudian dibawa
oleh ibunya, ditandu dengan menggunakan batang tebu, ke Kuil Gua yang
berada di atas bukit, melalui 272 anak tangga yang ada, melewati
kerumunan pengunjung yang berda di tempat itu. Si ayah anak ini sendiri
diwajibkan mencapai kuil teratas tersebut dengan cara berjalan
menggunakan lututnya. Sebuah perjalanan yang terlihat sulit dan
menyakitkan.
Sayang sekali, saya tidak sempat
mengunjungi semua lokasi yang berada di kawasan ini karena keterbatasan
waktu. Padahal masih banyak hal-hal menarik yang bisa dilihat di tempat
ini, seperti bagian dalam gua yang sudah mendapatkan sentuhan modern
dengan pencahayaan artifisial. Dan sangat saya sayangkan pula saya tak
sempat menyaksikan Festival Thaipusam, yang sangat kesohor itu. Terutama
dengan ritual mandinya.
Festival tahunan Thaipusam, yang
dilaksanakan sejak 1892 ini dilakukan pada setiap bulan Tamil Thai (yang
jatuh pada akhir Januari/awal Februari).
Untuk mencapai Batu Caves
ini sendiri dapat ditempuh dengan berbagai cara. Bisa melalui kereta api
dari Stasiun Kereta Komuter KL, dengan biaya 2 RM untuk satu perjalanan
jalan. Bisa juga menggunakan taksi, dengan biaya sekitar 20-25 RM dari
Stasiun Kereta Komuter KL. Alternatif lain adalah dengan menggunaan Bus
Terminus 11/11d dari Bangkok Bank (Dekat Terminus Puduraya) atau Bus U6
dari Titiwangsa. Atau bisa juga menggunakan mobil rental, yang cukup
banyak tersedia di bandara KL.[]
#Sumber bacaan antara lain dari Wikipedia.
#Semua foto adalah koleksi pribadi penulis