Minggu, 10 April 2011

Sekelumit tentang Pemberitaan Korban gempa Jepang

Gempa bumi yang melanda Jepang beberapa waktu lalu menimbulkan dampak kerusakan yang luar biasa, tidak hanya bagi infrastruktur, seperti jalan, jembatan dan bangunan-bangunan warga, tapi jatuhnya puluhan ribu korban jiwa. Perkiraan korban jiwa, kalau tidak salah telah mencapai angka 30 ribu jiwa.

Beberapa hari ini saya berdiskusi dengan seorang teman yang pernah menempuh studi doktoral di Jepang. Ia pun tampaknya sangat terpukul dengan kejadian itu. Diskusi menjadi menarik ketika ia kemudian bertanya, pernah nda kamu melihat foto-foto korban gempa di Jepang? Korban yang mati? tanya saya. Ia mengangguk. Saya menggeleng. Tapi kita akan segera tahu jawabannya, kata saya.

Saya pun mencari di google, seperti biasa ketika kita butuh informasi dengan cepat dan aktual. Saya membayangkan akan mendapatkan foto-foto yang sedikit ‘menyeramkan’ seperti halnya pada peristiwa tsunami Aceh beberapa tahun lalu. Tapi berjam-jam saya mencari, tetap saja saya belum menemukan. Ada beberapa gambar sih, tetapi tidak begitu menyolok, bisa dilihat pada gambar di bawah:

1302479869589575677
Sumber: www.overoll.com


1302480034705672734

sumber: wartanews.com
130248012089061664sumber: www.overoll.com


Saya tidak menemukan gambar yang lebih ’serem’ dari gambar di atas. Yang banyak beredar justru foto-foto yang menunjukkan keteguhan warga Jepang dalam menghadapi bencana gempa ini, seperti sejumlah gambar berikut:


13024802421009381233Sumber: www.overoll.com
130248029727545246www.overoll.com


1302480338390967953
sumber: www.overoll.com


Ketika saya menunjukkan fakta ini, teman saya tersebut menjadi semakin takjub. Ia membandingkan media di Indonesia yang setiap harinya menyuguhkan korban-korban dari berbagai kejadian, bencana alam, pembunuhan, mutilasi, dsb, yang seakan tak peduli dengan kondisi psikologi pembaca dan pemirsanya.
Pernah beberapa tahun lalu saya mengikuti pelatihan jurnalistik yang dilakukan oleh pemerintah Australia, beberapa teman yang pernah meliput konflik dan bencana menyatakan sempat shock dan stres berat menghadapi korban yang bergelimpangan. Jika para jurnalis yang sudah terbiasa dengan darah dan mayat saja sudah keder, bagaimana dengan masyarakat awam yang tak terbiasa dg itu semua?


Saya masih terus mencari gambar-gambar korban bencana Jepang tersebut. Mungkin saya tidak menulis kata kunci yang tepat. Atau bisakah anda membantu saya menemukannya??

Tidak ada komentar:

Posting Komentar