Rabu, 15 September 2010
Agama Tak Mengajarkan Kekerasan
konflik, yang diduga, bermuatan SARA, kembali menyeruak, berpotensi memecah belah bangsa ini. orang-orang, yang merasa faham persoalan, sibuk mencaci-maki, tuding-menuding, di berbagai media, termasuk di facebook dan twitter. urusannya pun merambah kemana-mana. bahkan Tuhan pun, yang seharusnya disucikan, menjadi sasaran caci-maki. entah bagaimana logika yg digunakan para pencaci ini.
ada apa dg bangsa ini? maksud sy, ada apa dengan kita? bukankah agama adalah sesuatu yg suci dan mulia. tak ada agama yg mengajarkan keburukan dan kekerasan. kalau pun terjadi kekerasan, itu bukan ajaran agama. itu adalah interpretasi pribadi dari orang-orang yg merasa lebih beragama di banding yang lain. atau bisa jd ini adalah ‘kerjaan’ dr orang-orang yg senang dengan kerusuhan, chaos, karena biasanya, dalam kondisi seperti itu akan sangat mudah untuk menjadi pahlawan.
mengapa kita tak berpikiran jernih, merembukkan semua yag belum tuntas. membicarakan yg dianggap tabu dan tak patut dibicarakan? kita malah lebih memilih saling tuding-menuding, caci memaki dan Tuhan orang lain pun kita najiskan dan hinakan. nausubillah.
ini bukan konflik beragama, menurut saya. ini adalah konflik antara ego-ego kita yg selalu merasa menjadi pemilik sah kebenaran dan menafikan kebenaran yg lain.
saya selalu membayangkan hubungan agama di indonesia sebagai hubungan kakak adik, yang kakak (mayoritas) menyayangi si adik (minoritas), dan si adik membalas dengan menghormati si kakak. tapi bisakah kita seperti itu, karena pada kenyataannya yg ada hanya hubungan saling curiga mencurigai? dan lebih para lagi si ayah (pemerintah) menjadi pusing sendiri.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar