Minggu, 15 Mei 2011

The Power: Dahsyatnya Kekuatan Cinta Membentuk Kehidupan


Judul              : The Power
Penulis           : Rhonda Byerne
Penerbit         : PT Gramedia Pustaka Utama Jakarta
Tahun            : 2010
Halaman        : 295+xii

Setelah sukses dengan bukunya ‘The Secret’, yang konon mengispirasi jutaan orang di dunia dalam mengubah sudut pandang mereka akan hidup dan kehidupan, Rhonda Byerne menulis buku lain yang tak kalah jauh berbobotnya berjudul ‘The Power’.
Sama dengan yang ditulisnya di The Secret, pada bukunya kali ini Byerne juga membeberkan kekuatan hukum tarik menarik semesta sebagai kekuatan tak terhingga, yang membentuk perilaku dan jalan hidup manusia. Dunia akan bekerja sebagaimana yang kau pikirkan. Begitulah kira-kira tesis utama dari kedua buku ini.

Pada The Power ini, Byerne pun banyak mengutip ungkapan-ungkapan bijak dari tokoh-tokoh sejarah yang dinilai memiliki persepsi dengan tesis yang dibangunnya, mulai dari tokoh-tokoh spritual seperti Yesus, Muhammad, Gandhi, Paulus, hingga pengarang-pengarang klasik semisal Prentice Mulford, Robert Browning, dan sebagainya.

Dalam buku The Power ini, menurut Byerne, daya untuk segala sesuatu yang positif dan menyenangkan itu adalah cinta, karena ‘bila anda mencintai, anda sedang menggunakan sang daya di alam semesta’, kata Byerne.
Hanya saja cinta yang dimaksud Byerne dalam buku ini bukanlah cinta yang dipahami sebagian besar orang. Cinta dalam hal ini bukan sekedar cinta dalam keluarga, teman dan cinta terhadap berbagai kesenangan, karena cinta buakn hanya perasaan; cinta adalah kekuatan positif. Cinta tidak lemah dan cengeng atau lembek. Cinta adalah kekuatan positif kehidupan. Cinta adalah sumber segala sesuatu yang psoitif dan indah. Kekuatan positif dalam hidup ini tidaklah berjumlah seratus; melainkan hanya satu. Itulah CINTA.

Buku ini menarik untuk dibaca karena selain menggunakan bahasa yang santai dan mudah dicerna, juga memberi pemahaman baru tentang diri dan alam semesta serta hubungan manusia dengan alam semesta sebagai suatu kesatuan kosmis yang tak terpisahkan. Byerne tak sedang mengajarkan dogma atau nilai-nilai tertentu, tetapi lebih pada penanaman kesadaran positif bagaimana alam semesta ini bekerja sebagai suatu symponi yang harmonis dengan manusia dan semua makhluk sekitarnya. Alam semesta akan bekerja sebagaimana pikiran dan perilaku manusia yang mendiaminya. Konsep yang sebenarnya tak asing bagi penganut paham new age.

Cinta memang menjadi fokus utama dalma buku ini dan terus diulang-ulang pembahasannya dihampir setiap paragraf, namun itu tidak menjadikan buku ini membosankan untuk dibaca. Byerne juga memberikan contoh-contoh atau kisah nyata yang dia dan orang-orang alami ketika menerapkan konsepsi ini.

Apa yang dibeberkan Byerne dalam buku ini sebenarnya bersumber utama dari agama-agama yang ada di dunia ini. Dalam Islam cinta dan keikhlasan adalah tema yang memiliki tempat istimewa, khususnya dalam Islam sufisme, yang memang meletekkan ajarannya pada ajaran cinta. Yang berbeda adalah lebih pada arah tuju dan pemaknaan cinta. Jika Byerne menggambarkan kekuatan semesta sebagai sumber utama dari segala arah laku manusia, maka dalam ajaran Islam hukum semesta adalah sebagai cara Allah bekerja. Semesta adalah makhluk sebagaimana halnya manusia dan makhluk-makhluk lainnya yang bekerja hanya semata atas se izinNya. Jika Byerne tak memberikan label agama dalam tulisannya ini mungkin semata agar buku ini bisa dibaca oleh siapapun, baik dia beragama ataupun tidak. Byerne dalam hal ini hanyalah seorang ‘penemu’ dari sebagian kecil bagaimana Allah bekerja dengan hukum-hukumnya.

Buku ini layak untuk dibaca meskipun kita harus tetap kritis, karena bagaiamana pun sebuah pemikiran selalu memiliki keterbatasan. Ide besar tentang bagaimana ‘cinta’ bekerja sebagai elemen penting penggerak kehidupan tentunya suatu pemikiran yang sangat menarik, karena sebagaimana pemahaman para sufisme Islam, jika bukan karena Cinta maka Allah takkan pernah menciptakan kehidupan ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar