Setelah beberapa jam memancing di laut, seorang
nelayan kembali ke darat dan menambatkan perahunya di pelabuhan di
sebuah kota pinggir laut. Ia telah menangkap ikan tuna. Seorang bankir
yang kebetulan lewat di tempat itu memulai percakapan dengan sang
nelayan.
“Ini adalah ikan tuna yang bagus. Berapa lama kau
menangkapnya?”
“Dua jam,” jawab si nelayan.
“Mengapa kau tak memancing lebih lama dan menangkap
ikan lebih banyak?”
“Ini sudah lebih dari cukup bagi keluargaku.”
“Oh begitu. Apa yang kau lakukan di sisa hari
setelah melaut?” tanya bankir itu kembali.
“Aku bangun agak siang, makan pagi dengan santai
sambil membaca surat kabar, bermain dengan cucu-cucuku, dan
berjalan-jalan di taman dengan istriku. Di malam hari aku minum teh dan
bermain gitar di sebuah kafe.”
Bankir itu kemudian memberi saran, “Dengar. Saya
memiliki gelar MBA dan bekerja di sebuah bank besar. Saranku, kau harus
meluangkan lebih banyak waktu untuk memancing. Dengan penjualan
ikan-ikan tuna ini kau dapat menggunakan keuntungannya untuk membeli
perahu yang lebih besar. Kemudian kau dapat menangkap lebih banyak ikan
tuna dan kemudian membeli perahu lebih banyak. Akhirnya kau akan
memiliki sebuah armada kapal pukat ikan. Dengan memiliki kuantitas ikan
yang besar, kau tidak perlu menjualnya melalui makelar, kau bisa
langsung menjualnya ke pasar. Kemudian kau dapat membuka pabrik
pengalengan dan menjual tuna dalam kaleng. Kau dapat memperluas bisnismu
dan mengendalikan pasar. Akhirnya kau dapat meninggalkan kota kecil ini
dan mendirikan kantor pusat di ibukota.”
“Berapa lama dibutuhkan untuk semua itu?” tanya
nelayan tersebut.
“Mungkin 10 sampai 15 tahun.”
“Lalu, apa yang terjadi setelah itu?” tanya nelayan
itu kembali.
Bankir itu tertawa, “lalu kau dapat mendaftarkan
perusahaan-perusahaanmu di BEJ. Kau menerbitkan saham ke masyarakat dan
kau akan menjadi miliader.”
“Aku mengerti. Miliaran rupiah. Nah, apa yang akan
kulakukan setelah semua itu tercapai?”
Bankir itu kembali tersenyum, kali ini sedikit
merendahkan, “kau akan pensiun. Kau dapat pindah ke desa kecil pesisir,
tidur lebih lama, makan pagi dengan santai, pergi memancing, meluangkan
waktu dengan cucu-cucumu, membaca, minum kopi, berjalan-jalan di taman,
minum anggur dan bermain gitar dengan teman-temanmu.”
Nelayan itu tertawa, “Ini persis seperti yang aku
lakukan sekarang.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar